Kunjungan Dubes RI ke Universitas Negeri Volgogard Rusia
Sabtu, 08 Maret 2014

Duta Besar Republik Indonesia di Rusia, Djauhari Oratmangun mengunjungi Kampus Universitas Negeri Volgogard di Rusia, baru-baru ini. Dalam kunjungannya itu, tersirat keinginan kerjasama Univeritas tersebut dengan beberapa Universitas Negeri di Indonesia.
Sumber : http://news.detik.com/readfoto/2014/03/08/180109/2519953/157/1/kunjungan-dubes-ri-ke-universitas-negeri-volgogard-rusia?nd771104fvt
Kisah Ratusan Warga Memburu Buaya Pemakan Manusia di Pulau Semau NTT
Sabtu, 08 Maret 2014

Jakarta - Seorang bocah berusia 13 tahun tewas dimakan buaya saat sedang bermain di sekitar perairan Pulau Semau, Nusa Tenggara Timur (NTT). Buaya ini tiba-tiba saja menyerang Yesly Lole (13) yang sedang bermain bersama dua temannya.
"Kejadiannya pada 17 Februari lalu saat itu anak tersebut sedang main-main air di pantai pulau tersebut," kata Dedi Mandala kepada detikcom, Senin (23/2/2014).
Dedi mengatakan, tiba-tiba saja ada buaya yang menyerang anak tersebut. Dua orang rekannya bisa lolos dari kejadian itu. Buaya itu kemudian membawa jenazah Yelsy Lole melalui perairan di kawasan tersebut.
"Buaya membawa jenazah itu dan memakannya. Warga kemudian melakukan pencarian buaya tersebut," kata guru Bahasa Indonesia di SMP 1 Semau ini.
Dedi mengatakan, ratusan warga kemudian melakukan perburuan. Mereka membawa tombak dan senjata tajam mencari buaya ini. Warga menggunakan perahu-perahu kecil bermesin melakukan pencarian buaya ini.
"Pencarian dipimpin anggota Babinsa Serda Frans Ndaomanu dan kita mencari di sekitar perairan Pulau Semau," katanya. Dedi mengatakan, sarang buaya itu akhirnya ditemukan di dekat dermaga di pulau itu. Jarak dermaga dengan lokasi penyerangan sekitar 300 meter. Buaya ini ditangkap pada 19 Februari. "Ternyata ada sarangnya di lokasi itu," katanya.
Sumber: http://news.detik.com/read/2014/02/23/162722/2505969/10/kisah-ratusan-warga-memburu-buaya-pemakan-manusia-di-pulau-semau-ntt
Kolonel Yuli Mamchur, Lawan Pasukan Rusia Tanpa Senjata
Sabtu, 08 Maret 2014

CRIMEA - Ketika pasukan Rusia melepaskan tembakan pertama kali sejak krisis Ukraina bergulir, ada satu sosok yang memicu terjadinya hal tersebut. Tembakan itu dipicu oleh pasukan Ukraina yang menghadapi pasukan Rusia tanpa menggunakan senjata.
Kolonel Yuli Mamchur tengah melakukan penjagaan di Pangkalan Militer Belbek ketika pasukan Rusia memasuki wilayah Crimea, Ukraina Senin, 3 Maret 2014. Ketika diberi ultimatum untuk menyerahkan diri pada Selasa, 4 Maret 2014, Kolonel Mamchur justru memiliki pemikiran lain.
Rencana yang dilakukan Kolonel Ukraina ini dianggap ceroboh atau bahkan seperti rencana bunuh diri. Mamchur memerintahkan pasukannya untuk bergabung dalam formasi dan bergerak ke pos penjagaan Rusia, yang jaraknya sekira satu kilometer (km) dari Belbek.
Langsung saja pasukan Mamchur turut serta dalam formasi tersebut, tetapi dirinya memerintahkan setengah dari pasukannya untuk melakukan penjagaan di Pangkalan Militer Belbek.Mamchur pun berniat untuk menghadapi Rusia dengan serangan psikologi. Dirinya dan anak buah akan menghadapi pasukan Rusia tanpa menggunakan senjata apapun dan membawa sebuah bendera yang menunjukkan Resimen Penerbang Tempur 62.
Resimen ini amat dihormati di zaman Uni Soviet. Seluruh prajurit yang lahir di Uni Soviet mengenal betul kisah heroik di balik resimen penerbang tersebut, pada 1941.
Menurut Mamchur, tidak akan ada prajurit yang melakukan penembakan terhadap kelompok yang membawa bendera tersebut. Tebakannya benar, ketika mendekati pos penjagaan Rusia dengan pasukannya, Mamchur langsung dihadang oleh pasukan.
Namun pasukan Rusia itu tidak berani menembak langsung ke arah Mamchur dan pasukannya. Alhasil, pasukan Rusia pun melepaskan tembakan ke udara. Mamchur kemudian berhenti setelah jaraknya tidak jauh dari pasukan Rusia yang menodongkan senapan Kalashnikov ke wajahnya.Tembakan tersebut adalah yang pertama sejak intervensi militer Rusia di Crimea terjadi pekan lalu. Mamchur pun menyuarakan pernyataan sederhana kepada pihak Rusia.
"Ini adalah tugas kami untuk menjaga konstitusi Ukraina dalam menjaga pangkalan ini," ujar Mamchur kepada prajurit Rusia, seperti ditulis Time, Rabu (5/3/2014).
Pihak Rusia kemudian meminta waktu dua jam untuk konsultasi dengan komandan mereka dan brigade Ukraina itu pun menunggu di jalan. Tidak lama kemudian, ada telepon dari wakil komandan Pangkalan Belbel Kolonel Viktor Kukharchenko.
Menurut Kukharchenko yang menerima telepon dari rekannya di Rusia, Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan untuk menarik pasukan. Pada akhirnya Mamchur pun mempertahankan Pangkalan Belbek dari Rusia. (faj)
Sumber: http://international.okezone.com/read/2014/03/05/414/950440/kolonel-yuli-mamchur-lawan-pasukan-rusia-tanpa-senjata
Anak Sapi Ini Miliki Dua Kepala
Sabtu, 08 Maret 2014

Anak sapi berkepala dua. (Foto: AFP/Metro) MAROKO - Tahun baru yang aneh dialami oleh penduduk lokal di sebuah desa di Maroko setelah kelahiran anak sapi berkepala dua.
Melansir Metro, Minggu (5/1/2014), lahir pada 30 Desember 2013, di wilayah utara Sefrou, sapi berkepala dua itu bernama Sana Saida, yang berarti selamat tahun baru dalam bahasa Arab.
Binatang tersebut telah mengundang perhatian warga sekitar di desa tersebut. Para warga bahkan rela berjalan sejauh 20 mil hanya untuk melihat hewan unik tersebut.
Kondisi anak sapi tersebut terlihat sehat, serta diketahui mengalami gejala polycephalic, yakni kondisi di mana memiliki lebih dari satu kepala.
Bagaimana pun, Sana Saida kecil bukan merupakan satu-satunya hewan yang lahir dan mempunyai keanehan pada tahun kemarin. Seekor babi kepala dua diketahui lahir di China pada April 2013. (ade)
Sumber:
http://international.okezone.com/read/2014/01/05/214/921977/anak-sapi-ini-miliki-dua-kepala
harimau_wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas
Minggu, 02 Maret 2014
Harimau adalah hewan yang tergolong dalam filum kordata (mempunyai saraf tulang belakang), sub-filum vertebrata (bertulang belakang), kelas mamalia (berdarah panas, berbulu dengan kelenjar susu), pemakan daging (karnivora), keluarga felidae (kucing), genus panthera, dan tergolong dalam spesies tigris.
Harimau adalah jenis kucing terbesar dari spesiesnya, lebih besar dari sang raja hutan singa. Harimau juga adalah kucing tercepat kedua dalam hal berlari, setelah cheetah. Dalam keseluruhan karnivora, harimau adalah kucing karnivora terbesar dan karnivora terbesar ketiga keseluruhan, hanya setelah beruang kutub dan beruang coklat.
Harimau biasanya memburu mangsa yang agak besar seperti rusa sambar, kijang, babi, kancil, tetapi akan memburu hewan kecil seperti landak apabila mangsa yang agak besar itu tidak ada. Meskipun berasal dari keluarga yang sama, harimau berbeda dengan kucing biasa yang kecil, harimau sangat suka berenang, dan pada dasarnya kucing takut dengan air.
Read more ...
Harimau adalah jenis kucing terbesar dari spesiesnya, lebih besar dari sang raja hutan singa. Harimau juga adalah kucing tercepat kedua dalam hal berlari, setelah cheetah. Dalam keseluruhan karnivora, harimau adalah kucing karnivora terbesar dan karnivora terbesar ketiga keseluruhan, hanya setelah beruang kutub dan beruang coklat.
Harimau biasanya memburu mangsa yang agak besar seperti rusa sambar, kijang, babi, kancil, tetapi akan memburu hewan kecil seperti landak apabila mangsa yang agak besar itu tidak ada. Meskipun berasal dari keluarga yang sama, harimau berbeda dengan kucing biasa yang kecil, harimau sangat suka berenang, dan pada dasarnya kucing takut dengan air.
aksi siswa SLB negeri mojosari
Minggu, 02 Maret 2014
Aksi
siswa SLB Negeri Mojosari.25/03/2008 07:21 - Penyandang CacatRatusan
Penyandang Cacat Ikuti Lomba Fashion Liputan6.com, Mojokerto: Sekitar
150 siswa penyandang cacat di Sekolah Luar Biasa Negeri Mojosari,
Mojokerto, mengikuti lomba fashion show, Senin (24/3). Para peserta yang
terdiri dari penyandang cacat tuna netra, tuna grahita,...
peternak sapi di lereng kelud dibantu 18 ton rumput gajah
Sabtu, 01 Maret 2014
Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul (BPPTU) Baturraden, Banyumas, Jawa
Tengah (Jateng) mengirimkan 18 ton rumput gajah untuk peternak di lereng
Gunung Kelud. Bantuan tersebut diharapkan mampu mengurangi beban derita
peternak sapi perah di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Kepala BPPTU Baturraden Ali Rachman mengungkapkan sebetulnya pihaknya memiliki cadangan rumput gajah sebanyak 300 ton. "Namun Dinas Peternakan Jatim hanya meminta 18 ton. Makanya, kami langsung mengirimkan ke Malang untuk peternak sapi perah," kata Ali di Purwokerto, Jumat (28/2). Pengiriman tersebut, diyakini tidak akan mengganggu peternakan di BPPTU Baturraden. Sebab, luas lahan rumput gajah mencapai 110 hektare (ha). Dari luas lahan itu mampu menghasilkan 60 ton per hari.
Bahkan, lanjut dia, pihak BPPTU Baturraden yakin tetap bisa menyuplai permintaan rumput gajah karena stok yang cukup banyak.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Syukur Irwantoro mengatakan pascaerupsi Gunung Kelud, peternak di lereng gunung setempat sangat membutuhkan hijauan ternak. "Kami juga berharap peternak di lereng Kelud akan terbantu," katanya. (Liliek Dharmawan)
Read more ...
Kepala BPPTU Baturraden Ali Rachman mengungkapkan sebetulnya pihaknya memiliki cadangan rumput gajah sebanyak 300 ton. "Namun Dinas Peternakan Jatim hanya meminta 18 ton. Makanya, kami langsung mengirimkan ke Malang untuk peternak sapi perah," kata Ali di Purwokerto, Jumat (28/2). Pengiriman tersebut, diyakini tidak akan mengganggu peternakan di BPPTU Baturraden. Sebab, luas lahan rumput gajah mencapai 110 hektare (ha). Dari luas lahan itu mampu menghasilkan 60 ton per hari.
Bahkan, lanjut dia, pihak BPPTU Baturraden yakin tetap bisa menyuplai permintaan rumput gajah karena stok yang cukup banyak.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Syukur Irwantoro mengatakan pascaerupsi Gunung Kelud, peternak di lereng gunung setempat sangat membutuhkan hijauan ternak. "Kami juga berharap peternak di lereng Kelud akan terbantu," katanya. (Liliek Dharmawan)
Tentang Aku
Sabtu, 01 Maret 2014
nama ku hesxy muja setiawan putri. lahir di mojokerto 1 januari 2000. aku bersekolah di pk negeri seduri. aku anak ke1, adikku bernama nova dan bima. aku ingin menjadi tata rias. kesukaanku adalah makan.jalan-jalan. mengambar
nama ku hexsy muja setiawan putri. lahir di mojokerto 1 januari 2000. aku bersekolah di pk negeri seduri .aku anak ke1 , adikku bernama nova dan bima. aku ingin menjadi tata rias . kesukaanku adalah makan jalan-jalan. mengambar
Read more ...
nama ku hexsy muja setiawan putri. lahir di mojokerto 1 januari 2000. aku bersekolah di pk negeri seduri .aku anak ke1 , adikku bernama nova dan bima. aku ingin menjadi tata rias . kesukaanku adalah makan jalan-jalan. mengambar
Lifya, potret kegigihan guru pendidikan luar biasa
Sabtu, 01 Maret 2014
Padang (ANTARA
News) - Pilihan menjadi seorang guru Pendidikan Luar Biasa awalnya
mungkin bukan cita-cita bagi banyak orang, termasuk Lifya, S.Pd, Guru
SLB (Sekolah Luar Biasa) Wahana Asih Padang, Provinsi Sumatera Barat. Apalagi
keinginannya untuk menjadi guru bagi anak-anak berkebutuhan khusus
sempat mendapat lampu"kuning" dari kedua orang tuanya.
"Orang tua tidak melarang tetapi menolak secara halus. Ayah memberikan pertimbangan bahwa mendidikan anak-anak berkebutuhan khusus adalah tugas mulia namun tantangannya sangat berat. Demikian juga ibu, meski seorang guru, beliau mengatakan mengajar anak normal saja susah apalagi anak luar biasa," kata Lifya ketika mengisahkan awal dirinya tertarik pada Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB) setamat SMA. Apa yang membuat Lifya memiliki ketertarikan begitu besar pada SPGLB? Informasi yang didapat dari berbagai sumber menyebutkan lulusan dari SGPLB akan langsung bekerja dan ditempatkan di SD Luar Biasa di wilayah kota. Selain langsung bisa bekerja, lulusan SGPLB akan diangkat menjadi pegawai negeri sipil golongan II/b.
Lifya langsung membulatkan tekadnya untuk melanjutkan pendidikan D2 di SGPLB meski ia menyadari kedua orang tuanya belum sepenuh hati mengizinkannya melanjutkan pendidikan di SGPLB. Namun, melihat kegigihan putrinya, kedua orang tua Lifya akhirnya luluh dan memberi izin.
Setelah lulus dari SGPLB pada tahun 1987, Lifya diberi arahan kepala sekolah untuk melanjutkan kuliah di Jurusan Pendidikan Luar Biasa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung atau saat ini dikenal dengan Universitas Pendidikan Indonesia. Lifya menjadi satu-satunya siswa SGPLB yang diterima di IKIP Bandung. Maka berangkatlah dirinya seorang diri merantau ke tanah Pasundan untuk mencari ilmu.
"Ketika saya akan berangkat ke Bandung, seluruh warga desa tempat saya tinggal mengantar saya seperti ketika hendak pergi berhaji. Anak-anak berlarian di belakang bemo yang membawa ssaya sudah IV/b," kata perempuan kelahiran Padang, 4 April 1966 ini.
Pesan ayahnya pula untuk menyimpan semua dokumen yang dimiliki dengan baik, ternyata sangat berguna. Saat dirinya membutuhkan berbagai dokumen untuk pengurusan keikutsertaan dalam berbagai lomba, Lifya tidak mengalami kesulitan sama sekali.
Mengabdi di kampung halaman
Setelah menamatkan kuliah dan mendapatkan SK pengangkatan pada tahun 1994, Lifya kembali ke kampung halamannya untuk mengabdikan ilmunya bagi masyarakat yaitu mengajar di Sekolah Muaro Budi di Desa Kubur Harimau, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat.
"Nama Desa Kubur Harimau sempat membuat saya bergidik, maklum saja dari namanya terkesan seram untuk didengar, meskipun belum tentu keadaannya seseram namanya".
pun melangkahkan kaki ke desa itu. Ternyata bangunan sekolah tersebut merupakan bekas balai desa yang sudah tidak terurus sehingga penuh dengan debu. Namun, kondisi bangunannya ternyata tidak seperti yang ia bayangkan sebelumnya.
"Jumlah murid saya pertama kali sebanyak 30 orang," kata Lifya.
Baru saja sekolah tersebut dibersihkan dan digunakan sebagai tempat belajar-mengajar, tiba-tiba saja api membakarnya.
"Tiba-tiba saja terbakar. Saya terpukul, dan bingung mencari tempat bagi anak-anak didik saya," kata Lifya yang menganggap Solok menjadi kampung keduanya.
Berkat bantuan seorang warga desa, Lifya menemukan tempat pengganti. Namun, jangan dibayangkan tempat itu berupa gedung besar. Tempat itu hanyalah sebuah warung yang terletak di pinggir jalan yang sudah tidak lagi digunakan pemiliknya. Di tempat itulah proses belajar-mengajar kemudian berlangsung. Meskipun hanya berupa warung, Lifya sangat bersyukur karena pemilik warung meminjamkannya dengan ikhlas.aya," kenangnya.
Setelah lulus kuliah di IKIP Bandung tahun 1991 Lifya pernah melamar menjadi dosen di almamaternya. Namun, begitu mendengar anaknya melakukan itu ayahnya melarangnya. Ayahnya memberi pertimbangan, Lifya akan lebih mudah naik pangkat jika mengajar di sekolah luar biasa dibandingkan menjadi seorang dosen. Maklum saja ayahnya merupakan pegawai di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).
"Ternyata nasehat bapak benar, teman-teman kuliah saya dulu saat ini masih golongan III/c, namun Berkat bantuan seorang warga desa, Lifya menemukan tempat pengganti. Namun, jangan dibayangkan tempat itu berupa gedung besar. Tempat itu hanyalah sebuah warung yang terletak di pinggir jalan yang sudah tidak lagi digunakan pemiliknya. Di tempat itulah proses belajar-mengajar kemudian berlangsung. Meskipun hanya berupa warung, Lifya sangat bersyukur karena pemilik warung meminjamkannya dengan ikhlas.
Perempuan yang memiliki tiga anak ini juga menceritakan berbagai pengalaman unik lainnya.
"Saya sering mendapat tugas memotong rambut murid saya. Semua itu saya lakukan dengan rapi. Pemotongan rambut ini bukan merupakan hukuman seperti yang banyak terjadi kepada murid di sekolah," kata Lifya seraya menambahkan bahwa kegiatan ini murni kegiatan sambilan di sela pekerjaan utamanya sebagai tenaga pendidik.
Terkadang juga Lifya membawa murid-muridnya ke pancuran masjid untuk menunjukkan kepada mereka cara mengurus diri sendiri, mulai dari mandi, keramas, hingga mengganti pembalut karena `sekolah' mereka tidak memiliki kamar mandi sendiri."Pengalaman saya banyak sekali. Salah satunya adalah anak-anak menjadi sangat kuat karena medan Desa Kubur Harimau cukup sulit`, kata Lifya yang sementara berpisah dengan suaminya yang bekerja di Palembang .
Mungkin ini pulalah yang mengakibatkan dua anak didiknya pernah menjadi juara I cabang olahraga atletik dalam Pekan Olah raga dan Seni (Porseni) tingkat kabupaten.
Lifya memahami sepenuhnya bahwa profesi seorang guru membutuhkan pengorbanan yang besar. Ia pun tidak pernah mengeluh, sebaliknya tetap dengan tekun dan ikhlas melakukan segala tanggung jawabnya. Lifya memahami bahwa tanggung jawab guru yang terpenting adalah merencanakan dan menuntun para murid melakukan berbagai kegiatan belajar untuk mencapai kemandirian sehingga anak didiknya kelak bisa tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat.
Setelah lima tahun mengajar di Solok, Lifya memutuskan untuk pindah ke Kota Padang dan akhirnya ditempatkan di SLB Wacana Asih hingga sekarang. Di tempat ini Lifya memiliki berbagai pengalaman yang tidak kalah menarik dibandingkan ketika berada di Solok.
Di tempat baru ini Lifya selalu berangkat jam 07.00 WIB dari rumah. Jarak dari tempat tinggalnya ke sekolah sekitar 17 kilometer, ditempuh dalam waktu 30 menit.
"Rumah saya di gunung, sementara lokasi SLB Wacana Asih ada di dekat pantai," kata perempuan yang menganggap Solok telah menggemblengnya sehingga mampu menjadi guru yang tangguh dan Padang telah membuka wawasannya untuk mulai berkiprah. Karakteristik murid-murid di tempat barunya ini berbeda dibandingkan dengan murid-muridnya di Solok. Murid-murid SLB Wacana Asih banyak yang memiliki orangtua berpendidikan, sehingga mereka banyak yang memiliki kemampuan melukis, membaca puisi atau berpantomim.
Baik di sekolah lama maupuan yang baru, Lifya tidak menemukan hambatan berarti. Ia tetap dapat bercengkerama dengan murid-muridnya, mengajarkan mereka berbagai keterampilan yang kelak dapat digunakan untuk memulai hidup di tengah masyarakat
Prestasi buah kegigihan
Pada tahun 2010, Lifya menerima penghargaan sebagai Juara III Guru Berdedikai Tingkat Kota Padang. Setelah itu ia menjadi Juara III Guru Berdedikasi se-Kota Padang Tahun 2011 dan Juara II Guru Berdedikasi se-Kota Padang Tahun 2012.
Prestasinya berlanjut di tahun 2013 dengan meraih Juara I Guru Berdedikasi se-Kota Padang, Juara I Guru Berdedikasi Provinsi Sumatera Barat serta menjadi Juara II Guru Pendidikan Khusus Berdedikasi Tingkat Nasional.
Bagi Lifya, penghargaan yang diraihnya juga dipersembahkan untuk suaminya, Duhani (48) dan kedua anaknya, masing-masing Hasanatul Aini (20) dan Fahmi Fahrozi (17). Anak pertamanya saat ini kuliah di Jurusan PLB Universitas Negeri Padang. Meskipun belum selesai, ia sudah mengabdi dengan sukarela menjadi guru seperti dirinya.Pilihan menjadi guru bagi anak berkebutuhan khusus ternyata bukan merupakan pilihan yang salah, karena dengan kegigihannya Lifya berhasil memperoleh penghargaan sebagai Guru Pendidikan Khusus Pendidikan Dasar Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2013, sebuah prestasi yang banyak diidam-idamkan oleh banyak guru di seluruh Indonesia.
Read more ...
"Orang tua tidak melarang tetapi menolak secara halus. Ayah memberikan pertimbangan bahwa mendidikan anak-anak berkebutuhan khusus adalah tugas mulia namun tantangannya sangat berat. Demikian juga ibu, meski seorang guru, beliau mengatakan mengajar anak normal saja susah apalagi anak luar biasa," kata Lifya ketika mengisahkan awal dirinya tertarik pada Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB) setamat SMA. Apa yang membuat Lifya memiliki ketertarikan begitu besar pada SPGLB? Informasi yang didapat dari berbagai sumber menyebutkan lulusan dari SGPLB akan langsung bekerja dan ditempatkan di SD Luar Biasa di wilayah kota. Selain langsung bisa bekerja, lulusan SGPLB akan diangkat menjadi pegawai negeri sipil golongan II/b.
Lifya langsung membulatkan tekadnya untuk melanjutkan pendidikan D2 di SGPLB meski ia menyadari kedua orang tuanya belum sepenuh hati mengizinkannya melanjutkan pendidikan di SGPLB. Namun, melihat kegigihan putrinya, kedua orang tua Lifya akhirnya luluh dan memberi izin.
Setelah lulus dari SGPLB pada tahun 1987, Lifya diberi arahan kepala sekolah untuk melanjutkan kuliah di Jurusan Pendidikan Luar Biasa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung atau saat ini dikenal dengan Universitas Pendidikan Indonesia. Lifya menjadi satu-satunya siswa SGPLB yang diterima di IKIP Bandung. Maka berangkatlah dirinya seorang diri merantau ke tanah Pasundan untuk mencari ilmu.
"Ketika saya akan berangkat ke Bandung, seluruh warga desa tempat saya tinggal mengantar saya seperti ketika hendak pergi berhaji. Anak-anak berlarian di belakang bemo yang membawa ssaya sudah IV/b," kata perempuan kelahiran Padang, 4 April 1966 ini.
Pesan ayahnya pula untuk menyimpan semua dokumen yang dimiliki dengan baik, ternyata sangat berguna. Saat dirinya membutuhkan berbagai dokumen untuk pengurusan keikutsertaan dalam berbagai lomba, Lifya tidak mengalami kesulitan sama sekali.
Mengabdi di kampung halaman
Setelah menamatkan kuliah dan mendapatkan SK pengangkatan pada tahun 1994, Lifya kembali ke kampung halamannya untuk mengabdikan ilmunya bagi masyarakat yaitu mengajar di Sekolah Muaro Budi di Desa Kubur Harimau, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat.
"Nama Desa Kubur Harimau sempat membuat saya bergidik, maklum saja dari namanya terkesan seram untuk didengar, meskipun belum tentu keadaannya seseram namanya".
pun melangkahkan kaki ke desa itu. Ternyata bangunan sekolah tersebut merupakan bekas balai desa yang sudah tidak terurus sehingga penuh dengan debu. Namun, kondisi bangunannya ternyata tidak seperti yang ia bayangkan sebelumnya.
"Jumlah murid saya pertama kali sebanyak 30 orang," kata Lifya.
Baru saja sekolah tersebut dibersihkan dan digunakan sebagai tempat belajar-mengajar, tiba-tiba saja api membakarnya.
"Tiba-tiba saja terbakar. Saya terpukul, dan bingung mencari tempat bagi anak-anak didik saya," kata Lifya yang menganggap Solok menjadi kampung keduanya.
Berkat bantuan seorang warga desa, Lifya menemukan tempat pengganti. Namun, jangan dibayangkan tempat itu berupa gedung besar. Tempat itu hanyalah sebuah warung yang terletak di pinggir jalan yang sudah tidak lagi digunakan pemiliknya. Di tempat itulah proses belajar-mengajar kemudian berlangsung. Meskipun hanya berupa warung, Lifya sangat bersyukur karena pemilik warung meminjamkannya dengan ikhlas.aya," kenangnya.
Setelah lulus kuliah di IKIP Bandung tahun 1991 Lifya pernah melamar menjadi dosen di almamaternya. Namun, begitu mendengar anaknya melakukan itu ayahnya melarangnya. Ayahnya memberi pertimbangan, Lifya akan lebih mudah naik pangkat jika mengajar di sekolah luar biasa dibandingkan menjadi seorang dosen. Maklum saja ayahnya merupakan pegawai di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).
"Ternyata nasehat bapak benar, teman-teman kuliah saya dulu saat ini masih golongan III/c, namun Berkat bantuan seorang warga desa, Lifya menemukan tempat pengganti. Namun, jangan dibayangkan tempat itu berupa gedung besar. Tempat itu hanyalah sebuah warung yang terletak di pinggir jalan yang sudah tidak lagi digunakan pemiliknya. Di tempat itulah proses belajar-mengajar kemudian berlangsung. Meskipun hanya berupa warung, Lifya sangat bersyukur karena pemilik warung meminjamkannya dengan ikhlas.
Perempuan yang memiliki tiga anak ini juga menceritakan berbagai pengalaman unik lainnya.
"Saya sering mendapat tugas memotong rambut murid saya. Semua itu saya lakukan dengan rapi. Pemotongan rambut ini bukan merupakan hukuman seperti yang banyak terjadi kepada murid di sekolah," kata Lifya seraya menambahkan bahwa kegiatan ini murni kegiatan sambilan di sela pekerjaan utamanya sebagai tenaga pendidik.
Terkadang juga Lifya membawa murid-muridnya ke pancuran masjid untuk menunjukkan kepada mereka cara mengurus diri sendiri, mulai dari mandi, keramas, hingga mengganti pembalut karena `sekolah' mereka tidak memiliki kamar mandi sendiri."Pengalaman saya banyak sekali. Salah satunya adalah anak-anak menjadi sangat kuat karena medan Desa Kubur Harimau cukup sulit`, kata Lifya yang sementara berpisah dengan suaminya yang bekerja di Palembang .
Mungkin ini pulalah yang mengakibatkan dua anak didiknya pernah menjadi juara I cabang olahraga atletik dalam Pekan Olah raga dan Seni (Porseni) tingkat kabupaten.
Lifya memahami sepenuhnya bahwa profesi seorang guru membutuhkan pengorbanan yang besar. Ia pun tidak pernah mengeluh, sebaliknya tetap dengan tekun dan ikhlas melakukan segala tanggung jawabnya. Lifya memahami bahwa tanggung jawab guru yang terpenting adalah merencanakan dan menuntun para murid melakukan berbagai kegiatan belajar untuk mencapai kemandirian sehingga anak didiknya kelak bisa tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat.
Setelah lima tahun mengajar di Solok, Lifya memutuskan untuk pindah ke Kota Padang dan akhirnya ditempatkan di SLB Wacana Asih hingga sekarang. Di tempat ini Lifya memiliki berbagai pengalaman yang tidak kalah menarik dibandingkan ketika berada di Solok.
Di tempat baru ini Lifya selalu berangkat jam 07.00 WIB dari rumah. Jarak dari tempat tinggalnya ke sekolah sekitar 17 kilometer, ditempuh dalam waktu 30 menit.
"Rumah saya di gunung, sementara lokasi SLB Wacana Asih ada di dekat pantai," kata perempuan yang menganggap Solok telah menggemblengnya sehingga mampu menjadi guru yang tangguh dan Padang telah membuka wawasannya untuk mulai berkiprah. Karakteristik murid-murid di tempat barunya ini berbeda dibandingkan dengan murid-muridnya di Solok. Murid-murid SLB Wacana Asih banyak yang memiliki orangtua berpendidikan, sehingga mereka banyak yang memiliki kemampuan melukis, membaca puisi atau berpantomim.
Baik di sekolah lama maupuan yang baru, Lifya tidak menemukan hambatan berarti. Ia tetap dapat bercengkerama dengan murid-muridnya, mengajarkan mereka berbagai keterampilan yang kelak dapat digunakan untuk memulai hidup di tengah masyarakat
Prestasi buah kegigihan
Pada tahun 2010, Lifya menerima penghargaan sebagai Juara III Guru Berdedikai Tingkat Kota Padang. Setelah itu ia menjadi Juara III Guru Berdedikasi se-Kota Padang Tahun 2011 dan Juara II Guru Berdedikasi se-Kota Padang Tahun 2012.
Prestasinya berlanjut di tahun 2013 dengan meraih Juara I Guru Berdedikasi se-Kota Padang, Juara I Guru Berdedikasi Provinsi Sumatera Barat serta menjadi Juara II Guru Pendidikan Khusus Berdedikasi Tingkat Nasional.
Bagi Lifya, penghargaan yang diraihnya juga dipersembahkan untuk suaminya, Duhani (48) dan kedua anaknya, masing-masing Hasanatul Aini (20) dan Fahmi Fahrozi (17). Anak pertamanya saat ini kuliah di Jurusan PLB Universitas Negeri Padang. Meskipun belum selesai, ia sudah mengabdi dengan sukarela menjadi guru seperti dirinya.Pilihan menjadi guru bagi anak berkebutuhan khusus ternyata bukan merupakan pilihan yang salah, karena dengan kegigihannya Lifya berhasil memperoleh penghargaan sebagai Guru Pendidikan Khusus Pendidikan Dasar Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2013, sebuah prestasi yang banyak diidam-idamkan oleh banyak guru di seluruh Indonesia.
Jenis dan Gambar Kupu-kupu Langka dan Dilindungi
Sabtu, 01 Maret 2014
Jenis dan Gambar Kupu-kupu Langka dan Dilindungi di Indonesia
sejumlah 20 spesies Kupu-kupu. Jumlah jenis kupu yang dilindungi ini
sebenarnya sangat sedikit dibandingkan jumlah spesies Kupu-kupu di
Indonesia yang mencapai 2.500-an jenis. Daftar 20 jenis dan gambar kupu-kupu yang dilindungi dan langka di Indonesia ini hanya secuil dari keragaman jenis kupu di Indonesia.
Indonesia memang negara dengan
keanekaragaman kupu-kupu tertinggi kedua di dunia. Dari sekitar 20.000
jenis kupu-kupu di dunia, Indonesia memiliki sekitar 2.500 jenis,
terpaut sedikit dengan Brazil yang memiliki 3.000 jenis kupu-kupu.
Aneka jenis
Kupu-kupu tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Meskipun beberapa
jenis diantaranya merupakan jenis endemik yang hanya bisa ditemukan di
daerah tertentu saja. Sulawesi menjadi salah satu daerah dengan keanekaragaman jenis kupu-kupu terkaya di Indonesia sehingga dikenal sebagai The Kingdom of Butterfly (Kerajaan Kupu-kupu). Khususnya di kabupaten Maros
dengan empat lokasi kawasan konservasi yang mempunyai ratusan jenis
kupu-kupu, yaitu Taman Wisata Alam Gua Pattunuang, Taman Wisata Alam
Bantimurung, Cagar Alam Bantimurung, dan Cagar Alam Karaenta.
Jenis dan Gambar. Berikut ini ada 20 jenis kupu-kupu langka dan dilindungi di Indonesia lengkap dengan gambar (foto) dan diskripsi singkat.
-
Cethosia myrina (Kupu-kupu Bidadari atau Kupu-kupu Sayap Renda). Endemik Sulawesi.
-
Ornithoptera chimaera (Kupu Sayap Burung Peri atau Chimaera Birdwing). Status konservasi IUCN Redlist: Near Threatened. Ditemukan di Papua (Indonesia dan Papua Nugini).
-
Ornithoptera paradisea (Kupu Sayap Burung Surga atau Butterfly of Paradise). Ditemukan di Papua (Indonesia dan Papua Nugini). Status konservasi IUCN Redlist: Least Concern.
-
Troides meoris (Kupu-kupu Raja).
Kupu-kupu selalu indahr dan menawan, baik
rupa maupun gerakannya. Dan dari gambar (foto) jenis-jenis kupu tersebut
tentunya membuat kita terpana akan kekayaan alam Indonesia. Sayangnya
saya tidak bisa menemukan gambar kupu-kupu Raja spesies Troides meoris.
Klasifikasi Ilmiah. Kerajaan: Animalia; Filum: Arthropoda; Kelas: Insecta; Ordo: Lepidoptera; Famili: Papilionidae; Genus: Cethosia, Ornithoptera, Trogonoptera, Troides.
sumber: http://alamendah.org/2011/02/28/jenis-dan-gambar-kupu-kupu-langka-dan-dilindungi/
tentang sekolah
Sabtu, 01 Maret 2014
nama saya hexsy muja setiawan putri saya lahir di mojokerto ,1 januari 2000. saya hobi menari saya suka menari remo.
Read more ...
Langganan:
Postingan (Atom)